Pengertian Etika dan Egois Menurut Para Ahli, serta Basis
Teori Etika
No
|
Nama
|
Tahun
|
Keterangan
|
1
|
Dr. James J. Spillane SJ
|
Etika
Profesi Hukum (2006)
|
Etics atau etika memperhatikan atau
mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral.
Etika mengarah atau menghubungkan penggunaan akal budi individual dengan
objektivitas untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku
seseorang terhadap orang lain.
|
2
|
Riady
|
Filsafat
Kuno dan Manajemen Modern (2008:189)
|
Menjelaskan bahwa etika dalam bahasa
Latin diartikan sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores dengan makna
adat-istiadat yang realistis bukan teoritis.
|
3
|
Sumaryono
|
1995
|
Etika berasal dari istilah Yunani
ethos yang mempunyai arti adat-istiadat atau kebiasaan yang baik. Bertolak
dari pengertian tersebut, etika berkembang menjadi study tentang kebiasaan
manusia berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain
itu, etika juga berkembang menjadi study tentang kebenaran dan ketidakbenaran
berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia.
|
4
|
Bertens
|
Etika
seri Filsafat Atma Jaya (1993:4)
|
Memaparkan pengertian etika dalam
dalam bentuk jamak ta etha yang juga berarti adat kebiasaan.
|
5
|
Aristoteles
|
Tidak
Ada
|
Mengemukakan etika kedalam dua
pengertian yakni: Terminius Technicus & Manner and Custom. Terminius
Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua
yaitu, manner and custom ialah suatu
pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat kebiasaan yang
melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang sangat terikat
dengan arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan
manusia.
|
6
|
Suseno
|
2009
|
Etika adalah suatu ilmu yang membahas
tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau
bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan
berbagai ajaran moral
|
7
|
Drs. Alex Gundur, Dalam Kurnato
|
1997
|
Etika sebagai pengetahuan tentang
moral atau kesusilaan, selain itu sebangai pengetahuan tentang perilaku atau
tingkah laku manusia. Dalam hal ini perilaku manusia memiliki ukuran antara
kelakuan baik sampai yang buruk
|
8
|
Prof. Robert Salomon
|
2009
|
Etika dapat dikelompokkan menjadi dua
definisi:
1. Etika merupakan karakter individu
dalam hal ini termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik.
2. Etika merupakan hukum sosial
mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia.
|
9
|
Drs. Sidi Gajabla
|
Tidak
Ada
|
Menjelaskan etika sebagai teori
tentang perilaku atau perbuatan manusia yang dipandang dari segi baik &
buruknya sejauh mana dapat ditentukan oleh akal manusia.
|
10
|
Wahyuningsih
|
2006
|
Etika adalah penerapan dari proses
dan teori filsafat moral pada situasi nyata. Etika berpusat pada prinsip
dasar dan konsep bahwa manusia dalam berfikir dan tindakannya didasari
nilai-nilai
|
Berikut ini merupakan beberapa
pengertian Egois :
No
|
Nama
|
Tahun
|
Keterangan
|
||||
1
|
Max Stirner
|
Tidak Ada
|
Max Stirner memandang Egoisme sebagai
tujuan hidup.
|
||||
2
|
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
|
Tidak Ada
|
Egoisme adalah tingkah laku yang
didasarkan atas dorongan untuk keuntungan diri sendiri daripada untuk
kesejahteraan orang lain.
|
||||
3
|
Serapan asing dan bahasa Indonesia
|
Tidak Ada
|
kata egois berarti orang yang
mementingkan diri sendiri, tidak peduli akan orang lain atau masyarakat
|
||||
4
|
Kamus bahasa Indonesia online
|
Tidak Ada
|
egois berarti tingkah laku yang didasarkan
atas dorongan untuk keuntungan diri sendiri dari pada untuk kesejahteraan
orang lain atau segala perbuatan dan tindakan selalu disebabkan oleh
keinginan untuk menguntungkan diri sendiri
|
||||
5
|
Menurut Bahasa
|
Tidak Ada
|
Egois berasal dari kata “ego” yang
sebenarnya bukanlah sesuatu yang negative. Ego dapat memiliki makna sebagai
“aku”; sebuah pribadi, diri sendiri, sebuah konsep individu tentang dirinya
sendiri. Tidak ada yang negative dari kata ini. ego justru merupakan suatu
langkah kebaikan dimana seorang individu sadar akan dirinya sendiri. Namun,
ketika kata “ego” diberi akhiran –is dan menjadi “egois”, artinya menjadi
individu yang mementingkan diri sendiri
|
||||
6
|
Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
|
Tidak Ada
|
Egoisme merupakan motivasi untuk
mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri
sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak
peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang
dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah "egois". Lawan
dari egoisme adalah altruisme.
|
||||
7
|
Friedrich Wilhelm Nietche
|
Tidak Ada
|
Teori eogisme atau egotisme
diungkapkan oleh Friedrich Wilhelm Nietche yang merupakan pengkritik keras
utilitarianisme dan juga kuat menentang teori Kemoralan Sosial. Teori egoisme
berprinsip bahwa setiap orang harus bersifat keakuan, yaitu melakukan sesuatu
yang bertujuan memberikan manfaat kepada diri sendiri. Selain itu, setiap
perbuatan yang memberikan keuntungan merupakan perbuatan yang baik dan satu
perbuatan yang buruk jika merugikan diri sendiri.
|
||||
8
|
Farid Poniman, Indrawan Nugroho dan
Jamil Azzaini
|
2007
|
Egois adalah orang yang hanya
memikirkan diri sendiri. Dia tidak peduli pada nasib orang lain. Kecerdasan
emosionalnya rendah. Dia tidak disenangi banyak orang. Bila berbicara ia tak
peduli dengan perasaan orang lain. Bila ada pembagian sesuatu ia mementingkan
dirinya sendiri. Ia tak pernah berpikir bahwa perbuatannya menyebabkan banyak
orang yang dirugikan.
|
||||
9
|
Jenny Teichman
|
1998
|
Egoisme dapat dirumuskan baik dalam
arti praktis maupun dalam arti teoritis. Egoisme praktis merupakan perilaku
yang diwarnai cinta diri yang sistematik. Egoisme teoritis merupakan teori
yang mendasarkan moralitas pada kepentingan diri.
|
||||
10
|
Sigmund Freud, Ahli ilmu psikologi
|
Tidak Ada
|
Ada beberapa hal yang harus
dimengerti, dalam ilmu psikologi seseorang memiliki 3 struktur jiwa. yaitu
sebagai id, ego dan superego.
1. Id merupakan komponen kepribadian
manusia yang sudah ada sejak lahir. Menurut Freud, id merupakan komponen
utama kepribadian yang mendapatkan dorongan dari prinsip kesenangan, untuk
memperoleh kepuasan segera dari semua keinginan, dan kebutuhan. Apabila
kebutuhan ini tidak terpuaskan, maka manusia tersebut akan menjadi cemas dan
tegang. Ex : rasa lapar atau haus yang harus segera terpuaskan dengan makan
atau minum.
2. Ego merupakan komponen kepribadian
yang memiliki tanggungjawab dalam menangani perilaku naluriah dengan
realitas. Ego ini muncul menangani dorongan id dengan cara yang dapat
diterima oleh lingkungan masyarakat, dimana ego akan bekerja karena adanya
prinsip realitas. Dengan adanya ego, id akan dipuaskan dengan adanya proses
dengan waktu dan tempat yang tepat
3. Superego menjadi aspek kepribadian
yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang selama
ini kita dapat dari masyarakat dan keluarga. Dari superego kita dapat
mendapat pedoman dalam membuat penilaian, dimana ada dua sistem dari superego
yaitu ideal ego dan hati nurani.
|
||||
Basis Teori Etika
1.
Etika Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu telos yang
memiliki arti tujuan. Dalam hal mengukur baik buruknya suatu tindakan yaitu
berdasarkan tujuan yang akan dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan
dari tidakan yang telah dilakukan. Dalam tori teleologi terdapat dua aliran,
yaitu.
a. Egoisme etis
Inti pandangan dari egoisme adalah tindakan dari setiap
orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan
diri sendiri.
b. Utilitarianisme berasal dari bahasa Latin yaitu utilis yang
memiliki arti bermanfaat. Menurut toeri ini, suatu perbuatan memiliki arti baik
jika membawa manfaat bagi seluruh masyarakat ( The greatest happiness of the
greatest number ).
2.
Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu deon yang
memiliki arti kewajiban. Jika terdapat pertanyaan “Mengapa perbuatan ini baik
dan perbuatan itu harus ditolak karena buruk?”. Maka Deontologi akan menjawab
“karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dank arena perbuatan kedua
dilarang”. Pendekatan deontologi sudah diterima oleh agama dan merupakan salah
satu teori etika yang penting.
3.
Teori Hak
Dalam pemikiran moral saat ini, teori hak merupakan
pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku. Teori hak ini merupaka suatu aspek dari teori
deontologi karena berkaitan dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat
manusia dan martabat semua manusia adalah sama. Oleh karena itu, hak sangat
cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
4.
Teori Keutamaan (
Virtue )
Dalam teori keutamaan memandang sikap atau akhlak seseorang.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh
seseorang dan memungkinkan seseorang untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh sifat yang dilandaskan oleh teori keutamaan yaitu kebijaksanaan,
keadilan, suka bekerja keras dan hidup yang baik.
Sumber :
http://meginugrahawa.blogspot.co.id/2015/10/gambaran-umum-etika_16.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar