Senin, 22 Desember 2014

KARANGAN & KARYA ILMIAH

KARANGAN

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Ditinjau dari cara menyampaikan masalahnya dalam karangan, maka karangan dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
  • Karangan Narasi
  • Karangan Deskripsi
  • Karangan Ekspoisisi
  • Karangan Persuasi
  • Karangan Argumentasi
1) Karangan Narasi 
         ialah karangan yang menyajikan serangkaianperistiwa yang biasanya disusun menurut urutan  waktu.Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi :
a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

2) Karangan Deskripsi
           ialah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat,   mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi :
a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka  melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa tempat,  manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif),  atau sikap penulis

3) Karangan Eksposisi
       adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi  informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi :
a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

4) Karangan Persuasi
       adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau         ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

5) Karangan Argumentasi
           adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi :
a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta,grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian

KARYA ILMIAH

Perbedaan karya ilmiah dan non ilmiah :
Karya ilmiah : 
1.       karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
2.       karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis
3.       dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah.

Karya nonilmiah :
1.       emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2.       persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3.       deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4.       jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

Kriteria metode ilmiah
Dalam pembahasan sebelumnya, telah disajikan skema dari metode penelitian ilmiah yang mencakup kriteria yang terdapat dalam metode ilmiah tersebut. Kriteria tersebut, adalah sebagai berikut:

1.       Berdasarkan fakta
Hal-hal yang didapatkan dari penelitian seperti berbagai keterangan, penjelasan, atau uraian untuk digunakan dalam analisanya harus berdasarkan fakta, bukan dari khayalan, perkiraan, legenda, atau kegiatan sejenisnya.

2.       Bebas dari prasangka
Menggunakan prasangka dan pertimbangan berdasarkan subjektif tidak termasuk dalam metode ilmiah, oleh karena itu dalam penelitian ilmiah harus bersifat bebas dari kedua hal tersebut serta menggunakan alasan dan bukti yang lengkap dan menggunakan pembuktian yang objektif.

3.       Menggunakan prinsip analisa
Prinsip analisa digunakan untuk memberikan arti terhadap fenomena yang kompleks. Tidak hanya itu semua masalah harus dicari penyebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis.

4.       Menggunakan hipotesa
Hipotesa digunakan untuk menjadi pedoman penelitian dan sekaligus pedoman pemecahan suatu masalah. Selain itu hipotesa digunakan untuk membantu dalam menentukan data yang harus dikumpulkan sehingga hanya informasi yang relevan dengan tujuan penelitian saja yang harus dikumpulkan.

5.       Menggunakan ukuran objektif
Penggunaan ukuran yang objektif harus ada dalam sebuah penelitian atau analisa. Karena dalam penelitian tidak benarkan dengan menggunakan metode perkiraan, atau dengan perasaan.

6.       Menggunakan teknik kuantifikasi
Ukuran-ukuran yang dapat diperlakukan dengan teknik kuantifikasi antara lain adalah ton, mm per detik, ohm, kilogram dan sebagainya. Kuantifikasi yang paling mudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking, dan rating.

Langkah-langkah penulisan ilmiah
Metode ilmiah adalah metode yang tersusun atas langkah-langkah yang sistematis yang digunakan untuk memecahkan masalah. Langkah-langkah metode ilmiah yang umum dilakukan adalah sebagai berikut ini :

·         Menentukan dan merumuskan masalah: Langkah ini meliputi menentukan dan merumuskan hal-hal apa saja yang perlu diselidiki dan dipelajari untuk memperoleh jawaban. Dalam merumuskan masalah, kita perlu membuat daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan biasanya diawali dengan kata tanya apa, mengapa, siapa, bagaimana, dan di mana. Contoh: mengapa tanaman tumbuh ke arah sinar matahari?

·         Mengumpulkan data: Mengamati dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang diselidiki. Contoh: tanaman dalam pot tumbuh ke arah jendela.

·         Membuat hipotesis: Membuat dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang diselidiki. Contoh:pertumbuhan tanaman dipengaruhi cahaya.

·         Melakukan eksperimen (percobaan): Percobaan dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis. Biasanya, percobaan dilakukan berulang kali sehingga dapat ditarik kesimpulan yang baik dan benar. Contoh: sepuluh tanaman diberi perlakuan penyinaran di salah satu sisi tan am an tersebut.

·         Menarik kesimpulan: Setelah dilakukan beberapa percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh cahaya.


Untuk dapat menggunakan metode ilmiah dengan baik, para ilmuwan harus memiliki beberapa sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang meliputi:

·       Rasa ingin tahu: Selalu terdorong untuk lebih banyak ingin mengetahui. Caranya dengan membaca buku, bertanya kepada orang yang lebih tahu, mengadakan pengamatan, dan melakukan percobaan sendiri.

·       Kejujuran: Mencatat sesuai dengan hasil pengamatan, meskipun tidak sesuai dengan yang diharapkan.

·        Ketekunan: Tidak mudah putus asa jika hasil percobaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak segan-segan mengulangi percobaan.

·        Ketelitian: Tidak ceroboh, baik dalarn merencanakan, menggunakan alat maupun bahan, mengukur, mencatat data, mengolah data, dan dalam menarik kesimpulan.

·         Obyektivitas: Pendapat dan kesimpulan yang diarnbil harus berdasarkan fakta yang ada, bukan berdasarkan pendapat pribadi atau orang lain.

·         Keterbukaan: Mau bekerja sarna dengan orang lain, mau menerima kritikan atau saran dari orang lain yang bersifat membangun, dan mau memberikan pengalarnannya kepada orang lain.






Kamis, 13 November 2014

Definisi Silogisme, Jenis Silogisme, Definisi Generalisasi dan Contoh Paragraf Analogi

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Kemudian silogisme mempunyai beberapa macam jenisnya, yaitu diantaranya sebagai berikut.
Jenis-jenis silogisme :
1.       Silogisme kategorial
2.       Silogisme hipotetik
3.       Silogisme alternative
4.       Entimen
5.       Silogisme disjungtif                                                                                                                    
Dari berbagai jenis silogisme diatas, memiliki arti yang berbeda, yang pertama yaitu :

Silogisme kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:
·         Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
·         Akasia  adalah tumbuhan (premis minor).
·         Akasia  membutuhkan air (Konklusi)

Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
Contoh:
·         Jika hujan saya naik becak (mayor)
·         Sekarang hujan.(minor)
·         Saya naik becak (konklusi

Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
·         Nenek Sumi berada di Bandung atau bogor.
·         Nenek Sumi berada di bandung
·         Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh entimen:
·         Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
·         Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Silogisme Disjungtif

Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum yang meningkat seluruh fenomena sejenis dengan fenomea individual yang sedikit.
Contoh:
tamara adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Nia ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik
Pernyataan "semua bintang sinetron berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

Macam-macam generalisasi :
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk

Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.

Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.


Analogi
 Analogi adalah Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan. Berikut
 Contoh Paragraf Analogi.
“Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang membuat seseorang terjatuh. Adapula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya?. Begitu pula menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah seseorang sanggup melaluinya?. Jadi menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.”

Sumber :

Selasa, 04 November 2014

Definisi Silogisme, Jenis Silogisme, Definisi Generalisasi dan Contoh Paragraf Analogi

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Kemudian silogisme mempunyai beberapa macam jenisnya, yaitu diantaranya sebagai berikut.
Jenis-jenis silogisme :
1.       Silogisme kategorial
2.       Silogisme hipotetik
3.       Silogisme alternative
4.       Entimen
5.       Silogisme disjungtif                                                                                                                    
Dari berbagai jenis silogisme diatas, memiliki arti yang berbeda, yang pertama yaitu :

Silogisme kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:
·         Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
·         Akasia  adalah tumbuhan (premis minor).
·         Akasia  membutuhkan air (Konklusi)

Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
Contoh:
·         Jika hujan saya naik becak (mayor)
·         Sekarang hujan.(minor)
·         Saya naik becak (konklusi

Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
·         Nenek Sumi berada di Bandung atau bogor.
·         Nenek Sumi berada di bandung
·         Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh entimen:
·         Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
·         Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Silogisme Disjungtif

Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum yang meningkat seluruh fenomena sejenis dengan fenomea individual yang sedikit.
Contoh:
tamara adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Nia ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik
Pernyataan "semua bintang sinetron berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

Macam-macam generalisasi :
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk

Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.

Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.


Analogi
 Analogi adalah Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan. Berikut
 Contoh Paragraf Analogi.
“Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang membuat seseorang terjatuh. Adapula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya?. Begitu pula menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah seseorang sanggup melaluinya?. Jadi menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.”

Sumber :